Wednesday, November 28, 2012

PESONA "TALOK" DI NURISTA TERCINTA

Talok? pernahkah mendengar, melihat, atau bahkan menikmati buahnya?

             

Ada beberapa pohon talok yang berdiri tegak (anggap saja begitu) di sekitar kawasan Islamic Center (IC) SMPIT Nurul Islam Tengaran (Nurista), yang kebetulan menempatkan diri, ato mungkin ditempatkan (maklum tidak tahu sejarahnya tempo dulu, asal muasal mengapa bisa berada disitu, karena perhatianku cukup ketika ianya sudah tumbuh besar) di tempat yang strategis. bagaimana tidak, dua pohon yang cukup besar berada di setiap sudut dan tikungan yang sangat strategis, menarik dan menyita perhatian. Satu berada di sudut persimpangan jalan di dekat lapangan parkir, selatan Masjid Assalam,sedangkan yang satunya ada tepat di samping utara Masjid, bahkan bagian tingginya bisa dijangkau dari lantai dua.


Dan memang betul-betul menyita perhatian. buah yang kecil dan rasanya tidak begitu mewah itu, cukup jadi primadona di Nurista.

Bukan saja bagi siswa-siswi, namun hampir semua kalangan yang melihatnya.

Dulu, ketika pembangunan beberapa sarana asrama, seperti gedung da masjid itu sendiri, kala masih banyak para "tukang" di sana-sini, sering kudapati mereka juga tersepona, eh maksudnya terpesona, dan memetik beberapa buahnya. mereka menyempatkan diri untuk memanjat pohonnya, atau sekedar memetik dari bawah menggunakan tongkat dan tangan untuk yang bisa dijangkau dari bawah.

Sedangkan bagi anak2 (siswa-siswi Nurista), Talok seperti tak pernah memudar pesonanya. larangan memanjat pohonnya, justru menjadikan mereka semakin gemes untuk meraihnya. setiap siang, sore, pagi, mata2 itu menjelajah mencari buah yang ranum dan bisa dijangkau,.terkadang "mekso" menghantamkan bilah bambu yang akan mampu membuat buah kecil itu bertebaran di tanah dan mereka dengan suka cita memungutinya, membersihkan dan "hap"..meluncurkannya ke mulut dengan ekspresi bahagia.
 


Sesekali aku akan sering mendapati mereka menghiba "boleh manjat ya, Us.....Boleh ya,... ya Us ya.... Bentar aja.... itu lho us banyak yang merah2 di atas."... putra putri, sama saja. dan hanya akan mendapat jawaban yang singkat padat dan jelas, "No"... sambil menahan geli, "herman" sekali dengan mereka.

Bahkan pernah sekali waktu, ada seorang anak putra yang kala itu\ didampingi 1 orang temannya menjemput ke kantor putri, karena sdh lebih dari 5 menit dan guru belum juga menghadirkan diri d kelas tercinta, maka mereka bermaksud menjemputnya. tepat didepan pintu kantor guru putri, ia bertemu dgku, dan sejenak tatapannya mengarah ke pohon talok yang kebetulan sangat dekat (maklum, kantor guru putri dekat sekali dg masjid, otomatis dekat juga dg pohon taloknya). sejenak kedua matanya membulat, dan segurat senyum ceria segera saja terukir di wajahnya. "wuih, buahnya merah2 banyak".. celotehnya. kemudian dia melepas sepatu sambil terus mengawasi buah merah ranum itu. aku masih terpaku disana, menatapnya curiga hehe...

Kemudian dia masuk dan menemui guru yang dimaksud. ia keluar lebih dulu dan seperti terburu2 memakai sepatu. karena melihat ku masih di depan pintu, terpaksa sepertinya, ia meminta ijin padaku, "Us, boleh ya, metik buahnya dulu". aku cukup terkejut sekaligus geli, padahal sebentar lagi pelajaran. sesaat aku tersenyum simpul sebelum mebuat 2 kali gerakan tegas, gelengan kepala kesamping, yang membuat secercah senyum itu sekeika memudar. yup. karena gerakan itu berarti "tidak".

Tapi rupanya ia tak ptus asa. ketika sang guru itu sudah keluar dari kantor dan mensejajari posisinya, ia beralih melancarkan aksi bujuk-membujuknya pada sang guru, hanya untuk menuai kecewa yang lainnya.
"lha kamu kesini itu menjemput saya, ato mau "manen" talok?. ia tersenyum kecut dan berlalu. menuju kelasnya..

Ketertarikan mereka pada talok seperti terjemahan dari masa kecil yang tak jua usai.

seperti juga aku, setiap kali memandangnya, mengingatkan pada peristiwa silam, dimana sama seperti mereka, aku penggemar talok juga. meski sekarang itu masih berlaku. walau tak terlalu... karena sekarang aku lebih suka memandangnya, daripada memakannya... semenjak talok jadi primadona di Nurista, aku cukup puas melihat anak2 berusaha keras mendapatkanyya, dan seingatku belum memakannya lagi, jadi agak lupa rasanya.
mungkin seteah ini aku akan coba untuk memakannya lagi kai ya...Let's see...

Dan buah talok yang mungil itu memerankan andil yang cukup besar terhadap phobiaku pada ulat bulu (meski sekarang taklagi ada phobia itu)...

Karena dulu, saking semangat memanjat, aku tak sadar kalo banyak ulat bulunya, dan mereka banyak hinggap di badan, menyisakan bentol2 merata di sekujur tubuh.. guatalnya.... gak ketulungan...

Geli juga, mengingat sekarang aku tak lagi takut ulat bulu.....


Ahk.. aku rasa cukup dulu...

Ini ceritaku... apa ceritamu...????

Tuesday, November 27, 2012

POHON T.A.L.O.K / K.R.E.S.E.N

Pernahkan mendengar tentang Talok?

Talok atau Kersen (Muntingia calabura ) adalah sejenis pohon yang tidak begitu besar,  buahnya kecil dan manis berwarna merah cerah.

Di beberapa daerah, buah ini punya sebutan yang berbed-beda.

Seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri (tentunya berbeda dengan buah ceri yang sering jadi penghias kue tart dan kue ulang tahun, yang harganya sekilonya mencapai puluhan ribu rupiah... terakhir teman saya beli, harganya sekitar RP. 75.000,00). Di Lumajang, anak-anak menyebutnya baleci. Ternyata tanaman ini juga ada di beberapa negara selain indonesia (Kirain tumbuhan kampung, hehe). Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah datiles, aratiles, manzanitas (Filiphina); mât sâm (Vietnam); khoom sômz, takhôb (Laos); takhop farang (Thailand); krâkhôb barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia). Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito (Spanyol); Jamaican cherry, Panama berry, dan Singapore cherry (Inggris). Orang Belanda dulu menyebutnya Japanse kers ("ceri jepang"), yang lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam Bahasa Indonesia atau ada yang menyebutnya ceri.








Pohon kersen tingginya bisa mencapai 12 meter, meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. warna daunnya senantiasa hijau abadi dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Cabang-cabang phon ini cukup mendatar, menggantung di ujungnya; membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar; demikian pula daunnya. Bukankah suatu  gambaran nan elok... yup.. setidaknya demikian menurutku.

lalu bagaimana dengan daunnya? Well, daunya terletak mendatar, berseling; helaian daun tidak rata bentuknya, tak simetris,  tepinya bergerigi dan berujung runcing, 
 



Bunga kersen, muncul di antara dedaunan
Bunga dalam berkas, berisi 1-3(-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas tumbuhnya daun; bertangkai panjang; berkelamin dua dan berbilangan 5; kelopak berbagi dalam, taju meruncing bentuk benang, berambut halus; mahkota bertepi rata, bundar telur terbalik, putih tipis, gundul, lk. 1 cm. Benang sari berjumlah banyak, 10 sampai lebih dari 100 helai. Bunga yang mekar menonjol keluar, ke atas helai-helai daun; namun setelah menjadi buah menggantung ke bawah, tersembunyi di bawah helai daun. Umumnya hanya satu-dua bunga yang menjadi buah dalam tiap berkasnya.
Buah buni bertangkai panjang, bulat hampir sempurna, diameter 1-1,5 cm, hijau kuning dan akhirnya merah apabila masak, bermahkota sisa tangkai putik yang tidak rontok serupa bintang hitam bersudut lima. Berisi beberapa ribu biji yang kecil-kecil, halus, putih kekuningan; terbenam dalam daging dan sari buah yang manis sekali.
Selain itu, buah kersen juga dapat digunakan untuk obat penyakit asam urat, diabetes, dan masih banyak lagi.

Hasil, ekologi dan penyebaran



Bisa dilihat photo diatas... biasanya, buahnya tersembunyi (ngumpet) di bawah helai daun... jika maish hijau.. harus benar2 jeli mengamati, namun jika sudah cukupp matang, akan terlihat kontras sekali dengan warna daun jugabatangnya.

Buah kersen disukai terutama oleh anak-anak, burung dan codot (ternyata kalau soal buah, selalu saingan sama codot ya ).

Buah ini juga dapat dijadikan selai. Di Meksiko, buah kersen dijual di pasar. (w.o.w ayo pindah sana,, jualan talok)

Pohon kersen di Indonesia mudah dijumpai. Biasanya pohon ini dijadikan tempat teduh bagi tukang becak di Indonesia.

Kayu kersen lunak dan mudah kering, sangat berguna sebagai kayu bakar. Kulit kayunya yang mudah dikupas digunakan sebagai bahan tali dan kain pembalut. Daunnya dapat dijadikan semacam teh

Pohon kersen khususnya berguna sebagai pohon peneduh di pinggir jalan. Pohon kecil ini awalnya sering tumbuh sebagai semai liar di tepi jalan, selokan, atau muncul di tengah retakan tembok lantai atau pagar, dan akhirnya tumbuh dengan cepat –biasanya dibiarkan saja– membesar sebagai pohon naungan. Sebab itulah pohon kersen acapkali ditemukan di wilayah perkotaan yang ramai dan padat, di tepi trotoar dan lahan parkir, di tepi sungai yang tidak terurus atau di tempat-tempat yang biasa kering berkepanjangan.



Ternyata buah ini tidak hanya menggiurkan anak2 lho, tapi banyak manfaatnya.

Tahukah kalian kegunaan buah ini, antara lain sbb :


  1. Antiseptik Rebusan daun kersen ini ternyata mempunyai khasiat dapat membunuh mikroba atau sebagai antiseptik. Rebusan daun kersen terbukti dapat membunuh bakteri sbb: C. Diptheriae , S. Aureus, P. Vulgaris, S. Epidemidis, dan K. Rhizophil. Diduga aktivitas anti bakteri dari daun kersen ini disebabbkan oleh adanya kandungan senyawa seperti tanin, flavonoids dan saponin yang dimilikinya.
  2. Antiinflamasi Rebusan daun kersen juga mempunyai khasiat untuk mengurangi radang (antiinflamasi) dan juga menurunkan panas.
  3. Antitumor Daun kersen dilaporkan juga mempunyai efek anti tumor, dimana kandungan senyawa flavonoid yang dipunyai daun kersen ini ternyata dapat menghambat pertumbuhan sel kanker secara invitro/laboratoris.
  4. Anti Uric Acid (Asam Urat) Di Indonesia secara tradisional buah kersen telah digunakan untuk mengobati asam urat dengan cara mengkonsumsi buah kersen sebayak 9 butir 3 kali sehari. Hal ini terbukti dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyakit asam urat tsb.
    Hal yang mengejutkan lainnya, buah ini bisa dijadikan syrup Lho?..

    Cara Membuat Syrup Kersen
Bahan-bahannya
buah kersen masak,
air,
gula putih,
kayu manis,
garam,
vanilla,

alat yang digunakan adalah
ember, panci, penumbuk (cobek), saringan dan botol untuk mengemas. Buah Kersen dipilih yang sudah matang (berwarna merah) lalu dicuci hingga bersih.

Caranya :

Daging buah kersen dipisahkan dari kulitnya dengan cara di tumbuk lalu direbus dengan perbandingan 1 bagian air dengan 3 bagian kersen. (1:3). Kersen lalu dicampur dengan gula dengan perbandingan 1:2 beserta vanilla, garam, dan kayu manis secukupnya sampai mendidih dan harus terus diaduk. Setelah mendidih sirup kersen disaring untuk menghilangkan ampas. Produk olahan dari kersen ini tidak menggunakan bahan kimia apapun semuanya alami. Oleh karena itu, produk olahan ini lebih sehat daripada produk yang ada di pasaran pada umumnya.


Sumber:


http://www.lintasberita.com/, http://www.bloggaul.com/, & http://suaramerdeka.com/ http://ksupointer.com
www.wikipedia.com

Tuesday, November 20, 2012

Palestina, Bagaimana Aku Bisa Melupakanmu - Taufik Ismail

Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu
Taufiq Ismail


Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu
Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer
dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir
dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran di pekaranganku,
meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.


Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu
dilipat-lipat sebesar sapu tangan lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam fail lemari kantor agraria
serasa kebun kelapa dan pohon manggaku di kawasan khatulistiwa,
yang dirampas mereka.


Ketika kiblat pertama mereka gerek dan keroaki bagai kelakuan reptilia bawah tanah
dan sepatu-sepatu serdadu menginjaki tumpuan kening kita semua,
serasa runtuh lantai papan surau tempat aku waktu kecil belajar tajwid   Al-Qur’an

40 tahun silam,
di bawahnya ada kolam ikan yang air gunungnya bening kebiru-biruan kini ditetesi air mataku.


Palestina, bagaimana bisa aku melupakanmu


Ketika anak-anak kecil di Gaza belasan tahun bilangan umur mereka,
menjawab laras baja dengan timpukan batu cuma,
lalu dipatahi pergelangan tangan dan lengannya,
siapakah yang tak menjerit serasa anak-anak kami Indonesia jua yang dizalimi mereka
tapi saksikan tulang muda mereka yang patah akan bertaut dan mengulurkan rantai amat panjangnya,
pembelit leher lawan mereka, penyeret tubuh si zalim ke neraka.

Ketika kusimak puisi-puisi Fadwa Tuqan, Samih Al-Qassem, Harun Hashim Rashid, Jabra Ibrahim Jabra, Nizar Qabbani dan seterusnya yang dibacakan di Pusat Kesenian Jakarta,
jantung kami semua berdegup dua kali lebih gencar lalu tersayat oleh sembilu bambu deritamu,
darah kami pun memancar ke atas lalu meneteskan guratan kaligrafi

‘Allahu Akbar!’
dan ‘Bebaskan Palestina!’

Thursday, November 15, 2012

Kaukah itu?

Aku berdiri mematung..
di tepi 2 sisi tebing tanpa penghubung..
hening mengungkung..

Dan kaukah itu..??
melenggang angkuh tanpa keluh..
menebar senyum tawar
dan berlalu tanpa kabar..

Sedang aku hanya mampu menatap abai
tanpa mampu menggapai
karena penggubung telahpun terkulai
ke dasar ngarai
tak menyisakan kisah selalin sepintas sepoi

Wednesday, November 14, 2012

Berjanjillah....

Berjanjilah.. bahwa engkau akan terus berjuang..,
meski kaki terasa begitu berat menopang..

Berjanjilah engkau akan terus melangkah..
Meski jiwa raga dilanda lelah..

Berjanjilah engkau akan terus melaju..
Meski beban itu terasa begitu menghimpit bahu..

Berjanjila engkau akan terus memberikan yang terbaik..

Meski hati kerap terasa tercabik..

Karena setiap usaha takkan sia2..
Dan Allahlah yang paling tahu takaran yang pas.. pun saat yang tepat dalam stiap detailnya

Maka akhirnya..
Berjanjilah engkau akan snantiasa mencintaiNya.. dan stiap detik adalah pembuktian cinta karenaNya..

#Bisikkan pada Hati

Wednesday, November 7, 2012

Mengharap jumpa Pelangi

Tiba2 rindu hadir pelangi,... saat rinai hujan sejenak berhenti..

Dan angin selaksa membisikkan melodi...
tentang hari, tentang rasa hati, ataubanyak hal yang tak mampu diurai oleh diri..

Tiba2 rindu melihat baris warna itu..Ntah kenapa aku selalu saja teringat banyak hal kala menatapnya
 dan tiba2 saja,.. hati merangkai kata2 ini
Jika berharap pelangi..
engkau harus menuai hujan..
dan titik2air bening itu..
menyemai warna dalam hamparan...
lan langitpun menyambutnya...
menari dalam liuk cahaya..
riuh indah dunia..
rangkai kilau semesta..

Maka
aku akan menanti,..